Selasa, 31 Desember 2013

Soal Post Tes Fisika SMK Tunas Harapan Pati



Soal Tes (Pertemuan 1)
1.     Sebutkan tujuh besaran pokok lengkap dengan satuannya!
2.    Tentukan satuannya dan jelaskan mengapa energi kinetik (Ek = ½ m.v2) disebut besaran turunan.

Soal Tes (Pertemuan 2)
1.    Konversikan satuan berikut:
       a.  6 gr/cc  = .............. kg/m3
                        b. 15 m/s  = ............... km/h
                 2.     Gunakan notasi ilmiah untuk mengkonversikan satuan-satuan berikut!
                        25.000 W     = ......   MW
                                             = .......   µW

Soal Tes (Pertemuan 3)
1.    Dalam permainan tari tambang terdapat dua regu yaitu regu A dan regu B, regu A dengan jumlah 5 orang dengan kemampuan tarik tiap orang 50 kgf kekiri dan regu B  6 orang dengan kemampuan tarik tiap orang  40 kgf kekanan.
       a.  Lukislah vektor-vektornya.
       b.  Berapa kgf vektor hasil dan kemana arahnya.
2.    Dua vektor  yaitu F1 = 20 N searah sumbu X positif dan F2 = 10 N keduanya mengapit sudu 600,hitunglah Resultan dari kedua vektor tersebut.
 
Soal Tes (Pertemuan 4)
1.    Apakah mengukur itu? Jelaskan!.
2.    Sebutkan fungsi jangka sorong!
3.    Sebutkan fungsi mikrometer skrup!
4.    Dapatkah kalian mengukur dengan tepat tebal buku 8,375 mm dengan menggunakan mikrometer skrup ? jelaskan!

Soal Tes (Pertemuan 5)

1.    Apakah perbedaan antara jarak dan perpindahan itu?.
2.    Apakah perbedaan antara laju dan kecepatan itu?!
3.    Sebuah perahu nelayan berlayar kebarat sejauh 24 km selama ¾  jam lalu belok ke utara sejauh 7 km selama ¼ jam, berapakah laju dan kecepatannya?
4.    Susi naik motor dari keadaan diam, kemudian setelah 10 detik menempuh perjalanan kecepatannya 15 m/s. Berapakah percepatannya?.
 

MENERAPKAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN HIDUP



A.     KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan kerja merupakan tujuan utama yang harus dicapai dalam Melaksanakan kegiatan pengujian di laboratorium.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan milik semua yang terlibat dalam laboratorium tersebut. Keselamatan Kerja yang tercantum dalam K3 meliputi pemeliharaan kesehatan diri sendiri dan orang lain.

Falsafah Keselamatan Kerja
“Menjamin keadaan, keutuhan, dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya”.

               
1.      SEBAB-SEBAB KECELAKAAN

Sikap Dan Tingkah Laku Para Pekerja

Sikap dan tingkah laku para pekerja yang dapat menyebabkan kecelakaan antara lain:
   sikap yang lalai/ kurang hati-hati
   ceroboh,
   menganggap remeh setiap kemungkinan bahaya,
   enggan memakai alat pelindung diri

a.       Keadaan Yang Tidak Aman
Keadaan yang tidak aman dapat diakibatkan oleh bahan, alat, dan teknik.

b.      Pengawas (Supervisor)
Prosedur dan cara kerja perlu diberikan terlebih dahulu oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikerjakan oleh para pelaksana.pengawas juga harus mengetahui kemungkinan bahaya yang timbul dari setiap bahan dan percobaan kimia.

2.      SUMBER BAHAYA DALAM LABORATORIUM
Secara garis besar, sumber-sumber bahaya di labortaorium kimia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a.       Bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Bahan-bahan kimia yang berbahaya, contohnya bahan kimia yang beracun, mudah terbakar, dan eksplosif. Semua bahan kimia ini harus kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan penyimpanannya
b.      Teknik percobaan
Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia dan sebagainya
c.       Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagainya.

3.      PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a.       Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri merupakan seperangkat perlengkapan dalam melakukan praktik, sehingga dapat melindungi diri kita dari bahaya yang mungkin timbul saat bekerja di laboratorium.
Berikut alat pelindung diri yang harus dipakai saat bekerja di laboratorium kimia:
1)      Jas Laboratorium
Jas praktikum merupakan pakaian yang harus dikenakan saat bekerja di laboratorium kimia. Jas tersebut berfungsi melindungi tubuh atau pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas.
2)      Masker
Masker merupakan alat pelindung pernapasan. Alat ini amat penting digunakan untuk memfilter udara yang terkontaminasi bahan-bahan kimia beracun yang menguap, sehingga tidak terhirup oleh kita.
 

3)      Kaca mata / goggles
Kaca mata digunakan sebagai pelindung mata dari percikan bahan-bahan kimia baik padat maupun cair, dari uap gas yang korosif,  atau dari  pecahan gelas/ kaca.


4)      Sarung Tangan (Glove)
Sarung tangan berfungsi melindungi kulit tangan kita saat menangani bahan kimia dari bahan-bahan kimia yang dapat merusak atau teradsorbsi lewat kulit. Bahan sarung tangan dapat dibuat dari karet atau neoprene.  Gloves yang terbuat dari asbes atau silikaa cocok untuk menangani bahan-bahan yang panas.


5)      Sepatu
Sepatu digunakan untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia korosif atau bahan yang beracun. Sepatu yang digunakan sebaiknya sepatu dengan alas yang tidak licin dan bertumit rendah. Hindari pemakaian sandal atau sepatu yang terbuka.


b.      GENERAL WORK PROCEDURE
1)      Know emergency procedures.
2)      Never work in the laboratory without the supervision of a teacher.
3)      Always perform the experiments or work precisely as directed by the teacher.
4)      Immediately report any spills, accidents, or injuries to a teacher.
5)      Never leave experiments while in progress.
6)      Never attempt to catch a falling object.
7)      Be careful when handling hot glassware and apparatus in the laboratory. Hot glassware looks just like cold glassware.
8)      Never point the open end of a test tube containing a substance at yourself or others.
9)      Never fill a pipette using mouth suction. Always use a pipetting device.
10)   Make sure no flammable solvents are in the surrounding area when lighting a flame.
11)   Do not leave lit Bunsen burners unattended.
12)   Turn off all heating apparatus, gas valves, and water faucets when not in use.
13)   Do not remove any equipment or chemicals from the laboratory.

c.       PROSEDUR MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
1)      Menghindari kontak langsung dengan bahan kimia
2)      Menghindari untuk mencium langsung uap bahan kimia
3)      Menggunakan sarung tangan
4)      Membaca label bahan kimia (minimal 2 kali)
5)      Memindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan
6)      Tidak menggunakan secara berlebihan
7)      Jika ada sisa, jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi
8)      Menggunakan alat yang tidak bersifat korosif untuk memindahkan bahan kimia padat
9)      Untuk bahan kimia cair, pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah




d.      EMERGENCY PROCEDURE
1)      Know the location of all the exits in the laboratory and building.
2)      Know the location of the emergency phone.
3)      Know the location of and know how to operate the following:
-          Fire extinguishers
-          Alarm systems with pull stations
-          Fire blankets
-          Eye washes
-          First-aid kits
-          Deluge safety showers
4)      In case of an emergency or accident, follow the established emergency plan as explained by the teacher and evacuate the building via the nearest exit.

B.      PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

  1. Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:
a.    segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;.
b.   menyiapkan beberapa informasi yang meliputi:
-          kondisi penderita
-          perincian penyebab kecelakaan
-          lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)
c.    melakukan pertolongan pertama prosedur emergency:
-          menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
-          mencari penyebab utama kecelakaan;
-          memberikan pertolongan pertama; dan
-          membawa korban ke rumah sakit.
d.   Setiap laboratorium hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit

  1. Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat adalah sebagai berikut.
Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban.
a.       Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau benda lain.
b.      Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation).
c.       Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan teknik CPR.

  1. Beberapa Pertolongan Pertama yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

a.       Luka karena bahan kimia
1)      Luka pada kulit
-          Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk anda.
-          Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan.
-          Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan.
-          Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15 menit.
-          Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau perhiasan.
-          Tutup luka dengan bahan yang steril.
-          Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.
-          Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka.
-          Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan dokter.

2)      Luka pada mata
Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk anda. Jangan pindahkan korban, dan periksalah ABC-nya.
-          Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15 menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata.
-          Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat dicuci dengan baik.
-          Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka.
-          Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera.
-          Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.
-          Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka.
-          Membawa korban ke dokter.

b.      Keracunan karena bahan kimia tertelan
-          Jangan membujuk korban agar muntah.
-          Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1 gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara menambahkan bahan kimia lain.
-          Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut. Lakukan CPR jika perlu.
-          Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.

c.       Menghirup bahan kimia
-          Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan.
-          Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam konsentrasi tinggi.
-          Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
-          Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis datang.
-          Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya.
-          Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan pertolongan.

d.      Sengatan listrik
-          Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik.
-          Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik degan cara paling cepat, tepat dan aman.
-          Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
-          Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka.
-          Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.

C.      MENERAPKAN KONSEP LINGKUNGAN HIDUP

Di berbagai tempat, selama ada kegiatan manusia, di tempat tersebut pasti menghasilkan limbah, termasuk di laboratorium kimia.

1.       Jenis-jenis limbah
Beberapa jenis limbah di laboratorium kimia adalah sebagai berikut:
a.       Limbah kaca, umumnya berasal dari pecahan alat-alat gelas.
b.      Limbah bahan kimia
1)      limbah padat
2)      limbah cair
- korosif                               - flammable
- radioaktif                          - toksik
- oksidator                          - eksplosif
- piroforik

2.       Metode Umum Penanganan Limbah
Secara umum pembuangan bahan kimia sisa pakai dapat dibagi dalam beberapa cara, yaitu:
a.       Pembuangan langsung dari laboratorium
Bahan-bahan kimia yang larut dalam air dapat dibuang secara langsung melalui bak pembuangan dari laboratorium setelah:
1)      Penetralan, untuj zat-zat yang bersifat asam atau basa
2)      Pengendapan, untuk zat-zat logam berat beracun, seperti Pb, Hg, Cd. Setelah diendapkan, endapan dipisahkan, dan airnya dinetralkan, kemudian dibuang.

b.      Pembakaran terbuka
Bahan-bahan kimia organic seperti pelarut organic yang tidak begitu beracun dapat dibakar di tempat terbuka tetapi aman. Hasil pembakaran dapat bersifat toksik, sehingga lakukan dengan hati-hati.

c.       Pembakaran dengan insenerator
Untuk zat-zat yang dibakar dan menghasilkan zat yang bersifat toksik, pembakaran akan lebih aman dilakukan dalam insenerator. Peralatan tersebut secara otomatis dapat membakar pada suhu 10000 C sehingga pembakaran sempurna.

d.      Dikubur/ditimbun
Zat-zat padat yang reaktif atau beracun dapat dikubur dalam tanah dengan perlindungan tertentu. Perlindungan dimaksudkan agar zat beracun tidak meresap ke dalam sumur atau mata air.

3.       Metode Khusus Penanganan Limbah Bahan Kimia
Penanganan bahan kimia sisa atau limbah bahan kimia dapat dilakukan dengan cara:
a.       Asam anorganik
Tambahkan pada asam sejumlah besar campuran NaOH dan Ca(OH)2. Campur dan bila perlu tambahkan air sampai terbentuk slurry atau bubur. Buang slurry ke dalam bak penampungan.
b.      Asam organic
Baik padat maupun cair, larutkan ke dalam pelarut organic yang mudah terbakar. Bakar dalam insenerator.

c.       Basa alkali dan amoniak
Tuangkan dalam bak, encerkan dengan air dan netralkan  dengan asam. Buang dalam saluran air.

d.      Bahan kimia oksidator
Tambahkan sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfit, atau ferosulfat yang ditambah H2SO4). Biarkan sampai reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau HCl. Buang dengan banyak air.

e.      Bahan Kimia Reduktor
Gas, seperti SO2: alirkan ke dalam larutan NaOH atau kalsium hipoklorit.
Padat: campur dengan NaOH 1:1, tambah air sampai terbentuk slurry. Tambahkan kalsium hipoklorit dan air, serta biarkan selama 2 jam. Netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.

f.        Sianida
Tambahkan bahan ke dalam larutan basa dan kalsium hipoklorit berlebih. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam pembuangan air.

g.       Aldehid
Serap dengan adsorbent, bakar secara terbuka atau dalam insenerator. Atau larutkan dalam aseton / benzene, lalu bakar dalam insenerator.

h.      Eter
Siram ke atas tanah yang terbuka, biarkan proses penguapan dan bakar dari jarak jauh dengan amat hati-hati. Atau larutkan dalam alcohol lebih tinggi misalnya butyl alcohol. Bakar dalam insenerator.

i.         Hidrokarbon, Alcohol, Ester
campurkan larutan tersebut dengan bahan yang lebih mudah terbakar, lalu bakar dalam insenerator. Bahan berupa padatan di bakar dengan kertas dalam insenerator. Atau bahan padat larutkan lebih dahulu dalam pelarut yang lebih mudah terbakar dan bakar dalam insenerator.