A.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan kerja
merupakan tujuan utama yang harus dicapai dalam Melaksanakan kegiatan pengujian
di laboratorium.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan milik semua yang terlibat dalam laboratorium tersebut. Keselamatan
Kerja yang tercantum dalam K3 meliputi pemeliharaan kesehatan diri sendiri dan
orang lain.
Falsafah Keselamatan Kerja
“Menjamin keadaan, keutuhan,
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan
budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada
khususnya”.
1.
SEBAB-SEBAB
KECELAKAAN
Sikap Dan Tingkah Laku Para Pekerja
Sikap dan tingkah
laku para pekerja yang dapat menyebabkan kecelakaan antara lain:
sikap yang lalai/
kurang hati-hati
ceroboh,
menganggap remeh
setiap kemungkinan bahaya,
enggan memakai alat
pelindung diri
a. Keadaan Yang Tidak Aman
Keadaan
yang tidak aman dapat diakibatkan oleh bahan, alat, dan teknik.
b. Pengawas (Supervisor)
Prosedur dan cara
kerja perlu diberikan terlebih dahulu oleh pengawas secara jelas dan sempurna
sebelum dikerjakan oleh para pelaksana.pengawas juga harus mengetahui
kemungkinan bahaya yang timbul
dari setiap bahan dan percobaan kimia.
2.
SUMBER
BAHAYA DALAM LABORATORIUM
Secara garis besar,
sumber-sumber bahaya di labortaorium kimia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Bahan-bahan kimia
yang berbahaya.
Bahan-bahan kimia
yang berbahaya, contohnya bahan kimia yang beracun, mudah terbakar, dan
eksplosif. Semua bahan kimia ini harus kita kenal jenis, sifat, cara
penanganan, dan penyimpanannya
b. Teknik percobaan
Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi,
ekstraksi, reaksi kimia dan sebagainya
c. Sarana laboratorium,
yakni gas, air, listrik, dan sebagainya.
3. PROSEDUR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri merupakan seperangkat
perlengkapan dalam melakukan praktik, sehingga dapat melindungi diri kita dari
bahaya yang mungkin timbul saat bekerja di laboratorium.
Berikut alat pelindung diri yang harus
dipakai saat bekerja di laboratorium kimia:
1) Jas Laboratorium
Jas praktikum merupakan pakaian yang harus
dikenakan saat bekerja di laboratorium kimia. Jas tersebut berfungsi melindungi
tubuh atau pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas.
2) Masker
Masker merupakan alat pelindung
pernapasan. Alat ini amat penting digunakan untuk memfilter udara yang
terkontaminasi bahan-bahan kimia beracun yang menguap, sehingga tidak terhirup
oleh kita.
3) Kaca mata / goggles
Kaca mata digunakan sebagai pelindung mata
dari percikan bahan-bahan kimia baik padat maupun cair, dari uap gas yang
korosif, atau dari pecahan gelas/ kaca.
4) Sarung Tangan (Glove)
Sarung tangan berfungsi melindungi kulit
tangan kita saat menangani bahan kimia dari bahan-bahan kimia yang dapat
merusak atau teradsorbsi lewat kulit. Bahan sarung tangan dapat dibuat dari
karet atau neoprene. Gloves yang terbuat
dari asbes atau silikaa cocok untuk menangani bahan-bahan yang panas.
5) Sepatu
Sepatu digunakan untuk melindungi kaki
dari tumpahan bahan kimia korosif atau bahan yang beracun. Sepatu yang
digunakan sebaiknya sepatu dengan alas yang tidak licin dan bertumit rendah.
Hindari pemakaian sandal atau sepatu yang terbuka.
b.
GENERAL WORK PROCEDURE
1) Know emergency
procedures.
2) Never work in the laboratory
without the supervision of a teacher.
3) Always perform the experiments
or work precisely as directed by the teacher.
4) Immediately report any spills,
accidents, or injuries to a teacher.
5) Never leave experiments while
in progress.
6) Never attempt to catch a
falling object.
7) Be careful when handling hot
glassware and apparatus in the laboratory. Hot glassware looks just like cold
glassware.
8) Never point the open end of a
test tube containing a substance at yourself or others.
9) Never fill a pipette using
mouth suction. Always use a pipetting device.
10) Make sure no flammable solvents
are in the surrounding area when lighting a flame.
11) Do not leave lit Bunsen burners
unattended.
12) Turn off all heating apparatus,
gas valves, and water faucets when not in use.
13) Do not remove any equipment or
chemicals from the laboratory.
c.
PROSEDUR MENGGUNAKAN BAHAN
KIMIA
1) Menghindari kontak langsung
dengan bahan kimia
2) Menghindari untuk mencium
langsung uap bahan kimia
3) Menggunakan sarung tangan
4) Membaca label bahan kimia
(minimal 2 kali)
5) Memindahkan sesuai dengan
jumlah yang diperlukan
6) Tidak menggunakan secara
berlebihan
7) Jika ada sisa, jangan
mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi
8) Menggunakan alat yang tidak
bersifat korosif untuk memindahkan bahan kimia padat
9) Untuk bahan kimia cair,
pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah
d.
EMERGENCY PROCEDURE
1) Know the location of all the
exits in the laboratory and building.
2) Know the location of the
emergency phone.
3) Know the location of and know
how to operate the following:
-
Fire extinguishers
-
Alarm systems with pull stations
-
Fire blankets
-
Eye washes
-
First-aid kits
-
Deluge safety showers
4) In case of an emergency or
accident, follow the established emergency plan as explained by the teacher and
evacuate the building via the nearest exit.
B.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
- Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:
a. segera memberitahu
bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;.
b. menyiapkan beberapa
informasi yang meliputi:
-
kondisi penderita
-
perincian penyebab kecelakaan
-
lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)
c. melakukan pertolongan
pertama prosedur emergency:
-
menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
-
mencari penyebab utama kecelakaan;
-
memberikan pertolongan pertama; dan
-
membawa korban ke rumah sakit.
d. Setiap laboratorium
hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit
- Beberapa hal yang harus dilakukan pada
keadaan gawat adalah sebagai berikut.
Periksalah
Airway, Breathing, dan Circulation
(ABC) pada korban.
a. Airway (jalan nafas),
pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau benda lain.
b. Breathing (pernafasan), periksa
pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan (teknik mulut ke mulut
atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation).
c. Circulation (sirkulasi),
periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan teknik CPR.
- Beberapa Pertolongan Pertama yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
a.
Luka karena bahan kimia
1)
Luka pada kulit
-
Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman
untuk anda.
-
Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan.
-
Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan.
-
Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15
menit.
-
Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia,
sepatu atau perhiasan.
-
Tutup luka dengan bahan yang steril.
-
Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia
lain.
-
Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka.
-
Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu
pertolongan dokter.
2)
Luka
pada mata
Percikan bahan kimia
pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum melakukan pertolongan,
yakin bahwa situasi aman untuk anda. Jangan pindahkan korban, dan periksalah
ABC-nya.
-
Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam
kuku selama 15 menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata.
-
Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya,
sehingga mata dapat dicuci dengan baik.
-
Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang
tidak terluka.
-
Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera.
-
Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia
lain.
-
Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka.
-
Membawa korban ke dokter.
b.
Keracunan karena
bahan kimia tertelan
-
Jangan membujuk korban agar muntah.
-
Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya
korosif, beri 1 gelas air setiap 10 menit. Jangan menetralisir dengan cara
menambahkan bahan kimia lain.
-
Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui
mulut. Lakukan CPR jika perlu.
-
Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.
c.
Menghirup bahan kimia
-
Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan
pertolongan.
-
Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan
jika tempat kejadian di ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam
konsentrasi tinggi.
-
Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
-
Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai
pertolongan medis datang.
-
Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan
jalan nafasnya.
-
Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan
pertolongan.
d. Sengatan listrik
-
Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan
listrik.
-
Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber
listrik degan cara paling cepat, tepat dan aman.
-
Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar
listrik untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
-
Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban
yang terluka.
-
Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan
pernafasan dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.
C. MENERAPKAN KONSEP
LINGKUNGAN HIDUP
Di
berbagai tempat, selama ada kegiatan manusia, di tempat tersebut pasti
menghasilkan limbah, termasuk di laboratorium kimia.
1. Jenis-jenis limbah
Beberapa jenis limbah di laboratorium kimia adalah sebagai berikut:
a. Limbah kaca, umumnya berasal
dari pecahan alat-alat gelas.
b. Limbah bahan kimia
1) limbah padat
2) limbah cair
- korosif - flammable
- radioaktif - toksik
- oksidator - eksplosif
- piroforik
2. Metode Umum Penanganan Limbah
Secara umum
pembuangan bahan kimia sisa pakai dapat dibagi dalam beberapa cara, yaitu:
a.
Pembuangan langsung dari
laboratorium
Bahan-bahan kimia yang larut
dalam air dapat dibuang secara langsung melalui bak pembuangan dari
laboratorium setelah:
1) Penetralan, untuj zat-zat yang
bersifat asam atau basa
2) Pengendapan, untuk zat-zat
logam berat beracun, seperti Pb, Hg, Cd. Setelah diendapkan, endapan
dipisahkan, dan airnya dinetralkan, kemudian dibuang.
b.
Pembakaran terbuka
Bahan-bahan kimia organic
seperti pelarut organic yang tidak begitu beracun dapat dibakar di tempat
terbuka tetapi aman. Hasil pembakaran dapat bersifat toksik, sehingga lakukan
dengan hati-hati.
c.
Pembakaran dengan insenerator
Untuk zat-zat yang dibakar dan
menghasilkan zat yang bersifat toksik, pembakaran akan lebih aman dilakukan
dalam insenerator. Peralatan tersebut secara otomatis dapat membakar pada suhu
10000 C sehingga pembakaran sempurna.
d.
Dikubur/ditimbun
Zat-zat padat yang reaktif atau
beracun dapat dikubur dalam tanah dengan perlindungan tertentu. Perlindungan
dimaksudkan agar zat beracun tidak meresap ke dalam sumur atau mata air.
3. Metode Khusus Penanganan Limbah
Bahan Kimia
Penanganan bahan kimia sisa
atau limbah bahan kimia dapat dilakukan dengan cara:
a. Asam anorganik
Tambahkan pada asam sejumlah
besar campuran NaOH dan Ca(OH)2. Campur dan bila perlu tambahkan air
sampai terbentuk slurry atau bubur. Buang slurry ke dalam bak penampungan.
b. Asam organic
Baik padat maupun cair,
larutkan ke dalam pelarut organic yang mudah terbakar. Bakar dalam insenerator.
c. Basa alkali dan amoniak
Tuangkan
dalam bak, encerkan dengan air dan netralkan
dengan asam. Buang dalam saluran air.
d. Bahan kimia oksidator
Tambahkan sejumlah larutan
pereduksi (hipo, bisulfit, atau ferosulfat yang ditambah H2SO4).
Biarkan sampai reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau HCl. Buang dengan
banyak air.
e. Bahan Kimia Reduktor
Gas, seperti SO2:
alirkan ke dalam larutan NaOH atau kalsium hipoklorit.
Padat: campur dengan NaOH 1:1,
tambah air sampai terbentuk slurry. Tambahkan kalsium hipoklorit dan air, serta
biarkan selama 2 jam. Netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.
f.
Sianida
Tambahkan bahan ke dalam
larutan basa dan kalsium hipoklorit berlebih. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam
pembuangan air.
g. Aldehid
Serap dengan adsorbent, bakar
secara terbuka atau dalam insenerator. Atau larutkan dalam aseton / benzene,
lalu bakar dalam insenerator.
h. Eter
Siram ke atas tanah yang
terbuka, biarkan proses penguapan dan bakar dari jarak jauh dengan amat
hati-hati. Atau larutkan dalam alcohol lebih tinggi misalnya butyl alcohol.
Bakar dalam insenerator.
i.
Hidrokarbon, Alcohol, Ester
campurkan larutan tersebut
dengan bahan yang lebih mudah terbakar, lalu bakar dalam insenerator. Bahan
berupa padatan di bakar dengan kertas dalam insenerator. Atau bahan padat
larutkan lebih dahulu dalam pelarut yang lebih mudah terbakar dan bakar dalam
insenerator.